RIHAN X OTOMOTIF


Di bawah ini ada alamat video PERPISAHAN SMK tempatku bersekolah
yaitu :
SMK MUHAMMADIYAH 2 PLAYEN
untuk teman-teman semuanya
silahkan ambil (DOWNLOAD) video
di bawah ini dengan cara KLIK link di bawah ini
selamat menonton semuanya
KLIK LINK di bawah ini

http://www.ziddu.com/download/19905015/SMK2PLAYENMUH.3gp.html
KOMPONEN SISTIM STARTER
 
Komponen-komponen motor starter 
a. Yoke dan pole core
Yoke dibuat dari logam berbentuk silinder yang berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi
sebagai penopang field coil sekaligus menjadi inti untuk memperkuat
mednn magnet yang ditimbulkan oleh field coil.


b. Field coil
Field coil berfungsi menghasilkan medan magnet. Field coil di
buat dari lempengan tembaga yang dapat mengalirkan arus listrik cukup kuat, sehingga medan magnet yang dihasilkannya pun akan brsar.


c. Armuture dan shaft
Armature terdiri atas sebatang besi yang berbentuk silindris dan
diberi slot slot, poros, komutator serta kumparan armature
Ketika arus listrik dari batere dialirkan pada kumparan armature dan
field coil, maka armature berputar akibat adamya gaya elektromagnetik


d. B r u s h
Brush (sikat) yang dibuat dari tembaga lunak, berfungsi meneruskan arus dari field coil ke armature coil dan langsung ke massa melalui
komputer. Umumnya starter memiliki empat buah brush, yang
dikelompokan menjadi dua, yaitu dua buah menjadi brush positif dan
dua buah lagi menjadi brush negatif



e. Armature brake
Armature brake berfungsi
sebagai pengerem putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan roda penerus



f. Drive lever
Drive lever berfungsi untuk
mendorong pinion gear ke arah
posisi berkaitan dengan roda penerus dan melepas kembali perkaitan tersebut


g. starter clutch .
starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari
premature shaft ke roda penerus, sehingga dapat berputar. Starter
berfungsi juga sebagai pengaman armature coil apabila rod penerus
cenderung memutarkan pinion gear



h. sakelar magnet .
Sakelar magnet (magnetik switch) bertugas menghubungkan dan
melepaskan pinion gear ke dan dari roda penerus, sekaligus mengalirkan
arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui terminal
utama
PEMELIHARAAN BATERI (ACCU) 


Baterai merupakan sumber energi listrik yang digunakan oleh sistem starter dan sistem kelistrikan yang lain.
Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan baterai basah. Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk adalah  baterai jenis basah.
Pada kendaraan secara umum baterai berfungsi  sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka, fungsi baterai pada kendaraan adalah:
1)  Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
2)  Saat starter untuk mengidupkan sistem starter
3)  Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
 


Konstruksi Baterai
Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain :
Kotak  baterai, terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai,  tutup baterai dan sel baterai.
Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai yang dirangkai secara seri.
Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi elektrolit baterai, lubang tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit baterai.




Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan : campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4),
Komposisi campuran adalah 64 % H2O  dan dan 36 % SO4.
Spesifikasi : dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270. Mm Hg.










Gambar 3.   Komposisi elektrolit baterai


Kotak Baterai(CASE)
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan didalamnya dibagi menjadi ruangan sesuai dengan jumlah selnya. Pada kotak baterai terdapat garis tanda upper level(BATAS ATAS)  dan lower level(BATAS BAWAH) , sebagai indicator jumlah elektrolit.

Sumbat Ventilasi(VENT CAPS)
Sumbat ventilasi ialah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Sumbat ini juga berfungsi untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai. dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi, sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.









Gambar 4.   Kotak dan sumbat baterai

Reaksi Kimia pada Baterai
Baterai merupakan pembangkitan listrik secara kimia.
Listrik dibangkitkan akibat reaksi kimia antara : plat positip,  elektrolit baterai dan plat negatip.
Saat baterai dihubungkan dengan sumber listrik arus searah maka terjadi : proses pengisian (charge). Proses tersebut secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Plat (+) + Elektrolit + Plat  (-)     à Plat (+)  +  Elektrolit  +  Plat  (-)
 Pb SO4  +   2H2O + PbSO4               PbO + 2H2SO4  + Pb

Proses pengisian (charge) : ketika baterai dihubungkan dengan sumber listrik arus searah.



Proses pengosongan (dis-charge)
Saat sistem starter berfungsi maka energi listrik yang tersimpan di baterai akan mengalir ke beban, proses ini sering disebut proses pengosongan (dis-charge). 
Dengan istilah lain, Proses pengosongan (dis-charge) : yaitu memanfaatkan energy listrik yang tersimpan dalam baterai(ACCU).

Proses pengosongan secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut:

Plat (+) + Elektrolit + Plat  (-)      à Plat (+)  +  Elektrolit  +  Plat  (-)
 Pb O2  +  2H2SO4 + Pb                 PbO +  2H2O  + Pb SO4  
          
Dari  reaksi kimia tersebut terdapat perbedaan elektrolit baterai saat kapasitas baterai penuh dan kosong,  dimana saat baterai penuh elektroli terdiri dari 2H2SO4, sedangkan  saat kosong elektrolit batarai adalah 2H2O.





Gambar 5.   Proses pengisian dan pengosongan baterai
Rating Kapasitas Baterai
Energi yang tersimpan dalam baterai harus cukup kuat untuk starter, untuk itu baterai harus terisi penuh.
Kapasitas baterai yaitu à jumlah listrik yang disimpan baterai yang dapat dilepaskan sebagai sumber listrik/energy.
Faktor yang mempengaruhi Kapasitas baterai :
1.ukuran plat,           2.jumlah plat,         3.jumlah sel dan                         4.jumlah elektrolit baterai.
Terdapat 3 ukuran yang sering menunjukkan kapasitas baterai, yaitu:
1)  Cranking Current  Ampere (CCA)
2)  Reserve Capacity
3)  Ampere Hour Capacity (AH)

Cranking Current  Ampere (CCA)
Kapasitas baterai tergantung pada bahan plat yang bersinggungan dengan larutan elektrolit, bukan hanya jumlah plat tetapi besar ukuran (luas permukaan singgung) pada plat yang akan menentukan kapasitasnya.  (CCA = luas/besar ukuran plat menentukan kapasitas)

The Internasional standard memberikan nilai untuk capasitas baterai:
spesifikasi dengan SAE Cranking Current atau   Cold Cranking Current (C.C.A = Cold Cranking Ampere).

 Nilai CCA dari suatu baterai adalah arus (dalam ampere) dari baterai yang diisi penuh sehingga dapat memberikan arus untuk 30 detik pada 18 derajat Celsius selama itu tetap menjaga tegangan setiap sel 1.2 volt atau lebih.

Reserve Capacity (RC)
Kapasitas layanan adalah banyaknya waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar 25 ampere pada 27 derajat  Celsius setelah sistim pengisian dilepas.
 Tegangan tidak boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12 volt). (RC=waktu/lamanya baterai dapat digunakan)









Gambar 6.   Rating Baterai

Ampere Hour Capacity (AH)
Kapasitas baterai  adalah banyaknya arus pada baterai yang diisi penuh dapat menyediakan arus selama 20 jam pada 27 derajat Celsius, tanpa penurunan tegangan tiap sel dibawah 1.75 volt.

Sebagai contoh: Sebuah Baterai yang secara terus menerus mengalirkan 3 ampere untuk 20 jam dinilai memiliki 60 AH.
Rumus menentukan kapasitas baterai adalah:
AH = A (amper) x H (Jam)
JIS mendefinisikan = kapasitas baterai sebagai jumlah listrik yang dilepaskan sampai tegangan pengeluaran akhir menjadi 10,5 V dalam 5 jam.


Sebagai contoh baterai dalam keadaan terisi penuh dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai mencapai tegangan pengeluaran akhir (10,5 V). Maka kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam) 1 oC


Stiker Spesifikasi Baterai



Baterai otomotif yang baru memiliki striker yang ditempelkan untuk memberikan informasi tentang spesifikasi baterai tersebut, salah satu model stiker baterai seperti tampak dibawah ini
Gambar 7.   Spesifikasi baterai

Pada stiker di gambar di atas menunjukkan : nomer kode area yaitu N57. Baterai tersebut memiliki 11 plat per sel dengan nilai 380 Cold Cranking Ampere dan tegangan baterai yang dihasilkan adalah 12 volt. 

Keselamatan Kerja Saat Menguji Baterai
Sebelum melaksanakan pengujian tersebut perlu diperhatikan masalah keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:
1)  Baterai pada umumnya berukuran besar dan berisi larutan asam sulfat, oleh karena itu  harus hati-hati jangan sampai cairan baterai mengenai pakaian, kulit maupun kendaraan.
2)  Saat melepas baterai untuk menguji baterai perlu diperhatikan keamanan awal yang diperlukan untuk menghindari pemakai atau kerusakan alat elektronik akibat pelepasan baterai.
3)  Gunakan alat pelindung atau alat pengaman, termasuk pemakaian alas kaki yang sesuai dan pelindung mata
4)  Putuslah hubungan kabel baterai pada saat anda akan memperbaiki beberapa bagian dari suatu sistem rangkaian kelistrikan.
5)  Lepas hubungan terminal baterai ke ground terlebih dahulu, karena bila melepas terminal positip akan kemungkinan terjadi hubungan pendek melalui kunci ke kodi kendaraan.













Gambar 8.   Pemutusan terminal ground baterai

6)  Ingatlah baterai mudah menimbulkan arus energi listrik pada tenggang tinggi, sehingga jam tangan logam perhiasan dan gelang sebaiknya tidak dikenakan pada saat anda bekerja dengan baterai.
7)  Gas yang keluar dari bagian atas sel baterai selama proses pengisisan dan pengosongan  bersifat mudah meledak, jangan menyalakan korek atau merokok dekat lokasi pengisian baterai.
8)  Sebelum menghubungkan pengisian baterai, kedua terminal baterai positif dan negatif harus dilepaskan dari sistem rangkaian elektronik.
9)      Pada saat melakukan pengisian baterai, anda membutuhkan udara yang bersih dan ventilasi udara yang bebas dari bunga api atau kemungkinan terjadi kebakaran.
10)  Apabila baterai anda memiliki lubang ventilasi pengaman jangan buka tutup penyumbatnya ketika melakukan proses pengisian, bila baterai anda tidak memiliki lubang pengaman, bukalah tutup penyumbatnya agar gas hodrogen yang dihasilkan pada saat proses  pengisian dapat keluar.
11)  Jangan melepas atau menghubungkan terminal baterai saat alat pengisian bekerja. ini akan menyebabkan munculnya bunga api dan menyalakan/membakar gas hidrogen yang ada dalam baterai.










Gambar 9.   Tanda peringatan dilakasi yang menagani baterai

12)  Jangan meniup baterai dengan aliran udara, compresor udara dapat membuka tutup sel dan menyebarkan larutan elektrolit ke tubuh anda.
13)  Untuk mencegah yang aman, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi dan mengakibatkan rusaknya alternator dan sistem elektronik yang mempergunakan semikonduktor.
14)  Untuk pencegahan, jangan salah memasang posisi terminal baterai, ini akan membalik polarisasi arus yang akan merusak alternator dan sistem kelistrikan yang menggunakan semi konduktor 
Pertolongan Pertama
Asam sulfat, merupakan bahan elektrolit aktif pada baterai, yang bersifat sangat korosif/merusak. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada semua bahan yang dikenainya. Ini akan menyebabkan keracunan atau luka bakar yang serius bila terkena kulit, dapat juga mengebabkan kebutaan bila mengenai mata. Bila cairan asam baterai mengenai kulit anda:
1)  Basuhlah kulit anda denga air yang bersih
2)  Basuhlah berulang-ulang kurang lebih 5 menit, ini akan melarutkan asam pada air tersebut.
3)  Bila Cairan asam mengenai mata anda, basuhlah mata anda dengan air berulang-ulang, segera pergi ke dokter.







Gambar 10.          Membersihkan asam yang mengenai mata

4)  Larutan elektrolit juga berbahaya pada cat kendaraan, pada kasus lain larutan elektrolit dapat menetesi cat, usaplah dengan air yang banyak.








Memeriksa dan Menguji Baterai
Baterai harus diperiksa secara periodik dan diuji kemampuannya. Terdapat 3 kelompok pemeriksaan dan pengujian baterai yang sering dilakukan, yaitu:
1)  Pemeriksaan Visual àdengan indra penglihatan(mata secara langsung)
2)  Pemeriksaan elektrolit dan kebocoran à Hidrometer
3)  Pengujian Beban à Ampermeter = arus dan Voltmeter =tegangan

Pemeriksaan Visual Baterai
Pemeriksaan visual  meliputi :
1)  Kotak baterai :
Kotak baterai sering mengalami kerusakan yang dapat didentifikasi secara visual, jenis kerusakan kotak baterai antara lain:  kotak  retak  akibat benturan, mengembang akibat over charging, bocor akibat keretakan atau mengembang










Gambar 11.   Pemeriksaan bagian baterai secara visual



2)  Sel-sel baterai(plate’s) :
Sel baterai sering mengalami gangguan yaitu sell yang mengembang akibat over charging maupun mengkristal dan sel yang rontok karena getaran, kualitas yang kurang baik maupun usia baterai.

3)  Terminal baterai dan konektor kabel:
Terminal baterai dan konektor merupakan bagian baterai yang sering mengalami kerusakan, bentuk kerusakan paling banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit baterai maupun panas akibat kenektor kendor atau kotor

4)  Jumlah elektrolit
Jumlah elektrolit perlu diperiksa secara periodic. Bila pengisian berlebihan (over charging) maka elektrolit cepat berkurang karena penguapan berlebihan. Pemeriksaan jumlah elektrolit dapat dilakukan dengan cepat karena kotak dibuat dari plastic yang tembus pandang.  Jumlah elektrolit harus berada diantara garis Upper Level dan Lower Level.

5)  Kabel Baterai
Kabel baterai  dialiri arus yang sangat besar, saat mesin distarter besar arus dapat mencapai 250 – 500 A, tergantung dari daya motor starter, dengan arus sebesar itu kabel akan panas.
Panas pada kabel akibatnya : menyebabkan elasitas kabel menurun, isolator muda pecah dan terkupas,  hal ini terjadi terutama pada isolator dekat dengan terminal baterai.

6)  Pemegang Baterai
Pemengang baterai harus dapat mengikat baterai dengan kuat agar goncangan baterai dapat dihindari, sehingga usia baterai dapat lebih lama.

Gangguan pada pemegang baterai antara lain kendor akibat mur pengikat karat untuk itu lindungi mur dengan mengoleskan vaselin/ grease.

PROSEDUR PEMERIKSAAAN BATERAI(ACCU)
Pemeriksaan Elektrolit
Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level.
Akibat/dampak kuantitas (jumlah) dari elektrolit:
1.    Jika Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan à sel baterai cepat rusak,
2.    Jika jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan à tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan.
3.    Akibat proses penguapan saat pengisian memungkinkan à jumlah elektrolit berkurang,

Untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang  cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.
Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging(pengisian yg berlebihan), oleh karena bila berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi.
Hydrometer
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hydrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -1,130.



Langkah melakukan pengukuran elektrolit baterai adalah:
1)  Lepas terminal baterai negatif
2)  Lepas sumbat baterai dan tempatkan dalam wadah agar tidak tercecer
3)  Masukkan thermometer pada lubang baterai
4)  Masukkan ujung hydrometer ke dalam lubang baterai
5)  Pompa hydrometer sampai elektrolit masuk ke dalam hydrometer dan  pemberat terangkat
6)  Tanpa mengangkat hydrometer dari lubang bateraiàbaca berat jenis elektrolit baterai dan baca temperature elektrolit baterai
7)  Catat hasil pembacaan, lakukan hal yang sama untuk sel baterai yang lain











Gambar 12.   Memeriksa elektrolit

Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis normal ditentukan pada 20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperature elektrolit harus diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil pengukuran adalah:

S 20 ºC= St + 0,0007 x (t  -  20)
S 20 ºC          :        berat jenis pada temperature 20 ºC
St               :        Nilai pengukuran berat jenis
t                          :        Temperatur elektrolit saat pengukuran

Contoh:
Tentukan  berat jenis baterai bila hasil pengukuran pada temperature 0ºC, menunjukkan berat jenis 1,260.
                         S 20 ºC  =       St + 0,0007 x (t  -  20)
                                                      =       1,260  +  0,0007  x ( 0 – 20)
                                                      =       1,260 – 0,0014
                                                      =       1,246
Tindakan yang harus dilakukan terkait hasil pengukuran elektrolit  adalah sebagai berikut:

Tabel .1  Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran BJ elektrolit
HASIL  PENGUKURAN

TINDAKAN

1.280 Atau lebih
Tambahkan air suling agar berat jenis berkurang
1.220 – 1.270
Tidak Perlu Tindakan
1.210 atau kurang
Lakukan pengisian penuh, ukur berat jenis.  Bila masih dibawah 1.210 ganti baterai.
Perbedaan  antar sel kurang dari 0.040
Tidak perlu tindakan
Perbedaan berat jenis antar sel 0.040 atau lebih
Lakukan pengisian penuh, ukur berat jenis. Bila berat jenis antar sel melebihi 0.030, setel berat jenis. Bila tidak bisa dilakukan, ganti baterai

Kebocoran Arus
Adanya kebocoran arus listrik menyebabkan baterai mengalami pengosongan, sehingga bila kendaraan lama tidak digunakan maka energi listrik yang tersimpan pada baterai dapat berkurang cukup banyak sehingga mesin sulit dihidupkan.







Gambar 13.   Pemeriksaan kebocoran arus

Langkah untuk memeriksa kebocoran arus listrik adalah sebagai berikut:
1)  Matikan seluruh beban kelistrikan
2)  Lepas kabel baterai negatip
3)  Pasang amper meter dengan skala ukur 35 mA
4)  Baca hasil pengukuran
5)  Besar kebocoran arus tidak boleh melebihi 20 mA.

Besar arus tersebut disebabkan energi listrik yang digunakan untuk jam maupun memori ECU (Electronic Control Unit). Penyebab terjadi kebocoran arus karena adanya karat, kotoran, air pada terminal atau soket sehingga mampu mengalirkan listrik. Pengukuran dapat pula dilakukan pada kabel positip.

Kebocoran arus listrik dapat pula terjadi ke bodi baterai (Case drain)  untuk memeriksa hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:











Gambar 14.   Pemeriksaan kebocoran bodi

Atur selector pada  voltage,  hubungkan kabel negatif multi meter ke negatip baterai dan positip volt meter ke bodi bateri. Penunjukan yang baik adalah  0 Volt, dan  tegangan tidak boleh melebihi 0,5 V.
Pemeriksaan dengan test beban baterai
Pemeriksaan baterai dengan beban dilakukan Battery load tester. Pemeriksaan dilakukan dengan cara memberi beban baterai sebesar 200 A selama 15 detik. Bila tegangan baterai lebih dari 9,6 V berarti baterai masih baik, bila tegangan baterai 6,5V – 9,6 V  baterai perlu diisi beberapa saat, bila tegangan kurang dari 6,5 V ganti baterai karena  kemungkinan ada sel baterai yang sudah rusak.






Gambar 15.   Test dengan beban

c. Rangkuman 1
Baterai berfungsi  sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati lebih detail maka fungsi baterai adalah: Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asesoris, penerangan, dsb. Saat starter untuk mengidupkan sistem starter.  Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
Secara garis besar konstruksi baterai terdiri dari kotak baterai, sel baterai dan elektrolit baterai. Saat baterai diberikan beban arus maka terjadi proses pengosongan, sedangkan bila baterai mendapat arus dari luar maka terjadi proses pengisian,  pada proses pengisian maupun pengosongan terjadi reaksi kimian antara elektrolit baterai dengan plat beterai.
Terdapat 3 hal dalam menentukan rating kapasitas baterai, yaitu: Cranking Current  Ampere (CCA), Reserve Capacity dan  Ampere Hour Capacity (AH). Sedangkan pengujian pada baterai meliputi: Pemeriksaan secara visual, pemeriksaan elektrolit baterai, pemeriksaan kebocoran dan pengujian beban baterai.

d. Tugas 1
Isilah table berikut ini dengan cara  observasi pada bengkel atau membaca buku pedoman kendaraan:
No
Merk dan tipe kendaraani
Spesifikasi Baterai yang digunakan
Sumber Informasi
1



2



3



4



5



6



7




e. Test Formatif 1
Jawablah pertanyaan dibawah ini:
1)  Jerlaskan fungsi baterai pada kendaraan
a)  Saat mesin mati
b)  Saat mesin hidup
c)  Saat starter 



  
2)  Sebutkan bagian- bagian baterai pada gambar berikut ini,

1.  …………………………………..
2.  …………………………………..
3.  …………………………………..
4.  ……………………………………
5.  ……………………………………

3)  Jelaskan perbedaan plat positip dan plat negatip pada baterai
4)  Sebutkan komposisi elektrolit baterai,dan jelaskan prosedur pemeriksan berat jenis elektrolit baterai!
5)  Jelaskan reaksi kimia saat pengisian dan pengosongan baterai.
6)  Jelaskan pengertian Cranking Current  Ampere (CCA), Reserve Capacity dan  Ampere Hour Capacity (AH) yang terdapat pada baterai.
7)  Jelaskan prosedur menguji kebocoran arus listrik pada baterai (drain test)
8)  Jelaskan prosedur menguji baterai dengan beban (load test).



f.  Kunci Jawaban Test Formatif 1
1)  Fungsi baterai pada kendaraan adalah:
a)  Saat mesin mati sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
b)  Saat starter untuk mengidupkan sistem starter
c)  Saat mesin hidup sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi listrik bersumber dari alternator.
2)  Bagian- bagian baterai pada gambar berikut ini,

a)   Vent caps (sumbat baterai)
b)  Terminal posts  (terminal baterai)
c)   Cell connectors (penghubung sel)
d)  Cells ( Sell-sel baterai)
e)   Cell partitions(separator)

3)  Perbedaan plat positip dengan plat negatip adalah plat positip berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatip berwarna abu-abu metalik (metallic gray).
4)  Komposisi elektrolit baterai adalah 64 % H2O  dan dan 36 % SO4 dengan berat jenis 1,27.  Prosedur pemeriksaan elektrolit adalah:
a)  Lepas sumbat baterai dan tempatkan dalam wadah agar tidak tercecer
b)     Masukkan thermometer pada lubang baterai
c)     Masukkan ujung hydrometer ke dalam lubang baterai
d)     Pompa hidromenter sampai elektrolit masuk ke dalam hydrometer dan  pemberat terangkat
e)      Tanpa mengangkat hydrometer baca berat jenis elektrolit baterai dan baca temperature elektrolit baterai
f)      Catat hasil pembacaan, lakukan hal yang sama untuk sel baterai yang lain
g)     Konversi berat jenis hasil pengukuran pada temperatur  20 ºC, dengan rumus:
S 20 ºC= St + 0,0007 x (t  -  20)

5)  Reaksi Kimia pada baterai
Pengisian:
Plat (+) + Elektrolit    + Plat  (-)              Plat (+)  +  Elektrolit  +  Plat  (-)
Pb SO4  + 2H2SO4        + PbSO4                 PbO + 2 H2O  + Pb

Pengosongan
Plat (+) + Elektrolit + Plat (-)                   Plat (+)  +  Elektrolit  +  Plat  (-)
PbO + 2 H2O  + Pb                                                    Pb SO4  + 2H2SO4              + PbSO4                  
6)  Pengertian Cranking Current  Ampere (CCA):
Nilai CCA dari suatu baterai adalah arus (dalam ampere) dari baterai yang diisi penuh sehingga dapat memberikan arus untuk 30 detik pada 18 derajat Celsius selama itu tetap menjaga tegangan setiap sel 1.2 volt atau lebih.
Pengertian Reserve Capacity
Kapasitas layanan adalah banyaknya waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat memberikan arus sebesar 25 ampere pada 27 derajat  Celsius setelah sistim pengisian dilepas.  Tegangan tidak boleh turun dibawah 1.75 volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12 volt).
Pengertian Ampere Hour Capacity (AH)
JIS mendefinisikan kapasitas baterai sebagai jumlah listrik yang dilepaskan sampai tegangan pengeluaran akhir menjadi 10,5 V dalam 5 jam. Sebagai contoh baterai dalam keadaan terisi penuh dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam sampai mencapai tegangan pengeluaran akhir (10,5 V). Maka kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam)
7)  Prosedur drain test / kebocoran arus listrik adalah :
a)  Matikan seluruh beban kelistrikan
b)  Lepas kabel baterai negatip
c)  Pasang amper meter dengan skala ukur 35 mA antara kabel negatip dengan terminal baterai.
d)  Baca hasil pengukuran. Besar kebocoran arus tidak boleh melebihi 20 mA.
8)  Prosedur test baterai tanpa beban adalah:
a)  Pasang Volt Amper meter, dengan cara  kabel merah dihubungkan positip baterai, kabel hitam dengan negatip baterai, kabel Ampermeter induksi dapat kabel negatiip atau kabel positip, perhatikan tanda aliran arus listriknya.
b)  Lakukan starter mesin selama 15 detik.
c)  Catat tegangan dan arus yang mengalir saat waktu starter pada 15 detik
d)  Tunggu kurang lebih 5 menit untuk melakukan pembebanan lagi, waktu ini diperlukan untuk proses pendinginan unit motor starter.